AD (728x60)

Search

Senin, 07 Februari 2011

Wisata Hutan Mangrove - Bengkalis

Share & Comment
Laporan ERWAN SANI, Bengkalis
erwansani@riaupos.com 

Rimbun dan hijaunya pohon bakau dan sejenisnya merupakan pemandangan yang sangat eksotik di sepanjang Sungai Kembung. Selain keindahan di sepanjang sungai tak kalah menariknya pemandangan di kuala sungai yang berbatasan dengan Teluk Tualang dan Pantai Tanjung Sendekip nan indah. Apalagi  ditambah dengan nuansa Selat Melaka menjadi pemandangan menarik semua orang.

Burung pemakan udang dan burung camar perlahan melayang di udara dan seketika berkelebat secepat kilat hinggap di ranting di celah pepohonan yang tumbuh menghijau di aliran Sungai Kembung. Embun pagi yang masih sangat tebal tampak menutupi jarak pemandangan pagi yang cerah saat itu. Dinginnya embun membuat kulit pagi itu terasa mengerut walaupun sudah ditutupi dengan jaket agak tebal.

Pagi itu Riau Pos, mencoba bertualang dan melihat keindahan alam di sepanjang aliran Sungai Kembung yang ukuran panjangnya mencapai 20 kilometer lebih yang memisahkan dua beberapa desa di Kecamatan Bantan. Terutama memisahkan Desa Teluk Pambang, Kembung Luar dan Desa Pematang Duku.

Sungai yang memiliki ratusan anak sungai ini benar-benar menjadi ladang bagi masyarakat terutama untuk mendapatkan kayu bakar dan juga mencari ikan. Pasalnya sungai air masin ini benar-benar menjadi tempat berkembang biaknya berbagi jenis ikan dan seafood lainya. Mulai dari ikan sembilang, gerut, senangin, kakap, kurau, sedak, udang, kepiting dan jenis ikan lainnya.

Hal ini disebabkan rimbunan hutan mangrove tumbuh dan berkembang di sepanjang sungai yang menjadi tempat tumpuan masyarakat terutama memenuhi nafkah sehariannya. Sungai Kembung bukan saja menjadi tempat berteduh atau tempat berlabuhnya ratusan kapal motor milik nelayan ketika angin di Selat Melaka menggelora. Akan tetapi menjadi jalur transportasi dan juga tempat budi daya ikan yang hingga saat sekarang masih saja berlangsung.

Hutan mangrove yang terdiri dari bakau, nyirih, belukap, cingam, batang perepat, kedabu dan berembang terjaga dengan baik, membuat susana di sepanjang sungai ini terlihat begitu menawan hati setiap orang yang datang dan berkunjung daerah ini. Selain lebat dan menghijaunya dedaunan mangrove, kicauan burung juga masih terdengar jelas ketika melintas di beberapa anak sungai cukup besar di Pulau Bengkalis tersebut.

Saat itu Riau Pos dengan menggunakan tuako (perahu yang biasa digunakan masyarakat mengangkut kayu bakau,red) mulai mengayuhkan dua dayung yang ada di kiri kanan. Sungai yang sangat tenang dan saat itu air sungai belum terjadi pasang naik membuat tuako tak kesulitan melaju mengarah ke kuala Sungai Kembung.

Udara yang sehat keluar dari dedaunan jutaan pohon mangrove benar-benar menyegarkan tubuh dan pernapasan pagi itu. Sembil terus mengayuh dayung dan memakan waktu hampir 40 menit, akhirnya Riau Pos tiba juga di Kuala Sungai Kembung yang berhadapan langsung dengan Selat Melaka. Pagi itu Riau Pos ditemani Amrullah (26) sengaja untuk melihat keindahan Sungai Kembung mulai dari hulu Sungai Sungai Rambai merupakan salah satu anak Sungai Kembung hingga ke kuala.

Setibanya di Kuala Kembung ratusan kapal pompong milik nelayan tampak bertambat di salah satu pelabuhan milik masyarakat yang terletak tak jauh dari Kuala Kembung tersebut. Bukan itu saja, belasan kapal pompong milik nelayan tampak mulai menepi menuju kualau kembung untuk menjual ikan hasil tangkapannya pada malam hari.

Saat itu Riau Pos, sempat berhenti di salah satu pelabuhan milik Asiong (50). Di pelabuhannya ini bukan saja puluhan kapal pompong milik masyarakat yang bertambat akan tetapi juga bisa melihat belasan tambak budidaya ikan laut. "Kalau hari minggu di sini ramai orang manc
ing. Apalagi kalau air pasang naik kecil" jelasnya.

Orang-orang yang mancing itu, kata pemuda akrab dipanggil Am ini, pada umumnya mereka menyewa pompong dan mereka berasal dari luar terutam dari Kota Bengkalis dan daerah lainnya "Sangking menarik dan banyaknya ikan di Sungai Kembung ini pernah Gubernur Riau Hm Rusli Zainal datang dan membuka secara resmi perlombaan mancing di sini" jelasnya.

Sebetulnya, kata Asiong yang saat itu sedang memilih ikan yang baru diterimanya dari nelayan, Sungai Kembung ini sangat indah dan cantik. Apalagi Sungai Kembung ini sudah ramai dari dulu kala, karena sungai ini menjadi jalur transportasi masyarakat, terutama mengangkat barang dagangan yang datang dari Pekanbaru, Bengkalis bahkan Malaysia. "Kalau sekarang untuk ke Malaysia warga yang membawa kopra atau barang yang diizinkan pemerintah tetap melalui Sungai Kembung ini. Sebab sungai ini termasuk sungai yang dalam dan teduh" jelasnya.

Setelah istirahat sejenak di Kuala Kembung kami mulai mengayuh sampan kembali menuju Pantai Tualang yang merupakan teluk yang terletak di sisi kanan Tanjung Sedekip. Setibanya di pantai yang penuh dengan daun setu dan air cukup jernih ketika angin tak bertiup kencang ini membuat Riau Pos terpana. Pasalnya ratusan pohon perepat yang berbaris di sepanjang pinggir pantai hingga menuju tanjung. Hijau pohon perepat bukan hasil dari tanaman masyarakat ini tumbuh secara alaminya. 

Hal ini mungkin disebabkan pantai ini selalu terlindung oleh angin kuat, sehingga pohon kayu sejenis mangrove bisa tumbuh dengan sendirinya."Kalau pantai yang paling bagus menurut saya di tualang inilah. Walaupun di Pambang ada pantai Parit I, Parit II dan Parit III, tapi yang paling indah di sini. Hanya saja tak ada penduduk di sin"  jelas Amrullah.

Setelah menikmati eksotik alam pantai Tualang dan Tanjung Sedekip akhirnya Riau Pos kembali ke Sungai Kembung. Tanpa sadar saat itu jam di tangan menunjukkan pukul 17.30 WIB. Sehingga tiba di hulu Sungai Rambai sudah pukul 19.00 WIB. Namun perjalanan di sepanjang Sungai Kembung bukannya gelap gulita akan tetapi terang benderang. Karena terangnya lampu yang berada di badan ribuan kunang-kunang di pohon bakau membuat pemandangan malam itu di Sungai Kembung sangat menakjubkan.

Hijau dan rimbunannya pohon mangrove di sepanjang Sungai dan di bibir Pantai Tualang dan Tanjung Sedekip ini membuat orang untuk tetap tertarik untuk datang kembali. Tapi tinggal bagaimana cara untuk pemerintah untuk mengeksposenya sehingga hutan mangrove yang ada di Bengkalis bisa menjadi tempat wisata menarik bagi masyarakat, mulai dari wisata pancing hingga wisata alam lainnya.
Tags:

Written by

We are Creative Blogger Theme Wavers which provides user friendly, effective and easy to use themes. Each support has free and providing HD support screen casting.

1 komentar:

 

Popular Content

1 2 3 4









Recent Posts

Why to Choose RedHood?

Copyright © Edo Tour | Designed by Templateism.com