AD (728x60)

Search

Senin, 07 Februari 2011

Wisata Hutan Mangrove - Patut Jadi Tempat Wisata

Share & Comment
Pengembangan tempat wisata agar menjadi tujuan masyarakat secara umum tentu kerja sama berbagai pihak perlu dilakukan. Mulai dari kerja sama masyarakat setempat, pemerintah setempat hingga ke pemerintah kabupaten. Karena untuk mengetahui potensi alam itu tak terlepas dari perhatian pemerintah bagaimana untuk memperkenalkan secara masal di Riau maupun secara nasional. 

Seperti harapan dari Kepala Desa Teluk Pambang M Ayub, dirinya menilai keberadaan Sungai Kembung yang dipenuhi dengan hutan mangrove terutama jutaan pohon bakau. Dan saat sekarang masyarakat juga ikut andil untuk menanam pohon bakau di lahan-lahan tidur mereka menjadi modal bagaimana Sungai Kembung menjadi ikon wisata terdepan nantinya.  "Kita sudah berupaya bagaimana Sungai Kembung dikenal banyak orang.  Salah satunya tentu dengan cara melakukan perlombaan mancing. Dan Alhamdulillah Gubernur Riau juga hadir membuka perlombaan mancing di Sungai Kembung tersebut" jelas Ayub. 

Menurut Ayub, sebenarnya Sungai Kembung menjadi tujuan masyarakat, terutama yang hobi mancing sudah sejak lama."Hanya sebatas itu saja dan belum ada pengembangan lainnya. Padahal kita dekat dengan Malaysia, jika dikembangkan dengan maksimal, saya yakin Sungai Kembung dan Pantai yang berada di Kuala Kembung bisa menjadi objek wisata menjanjikan, dan bisa meningkatkan pendapatan bagi masyarakat," jelas Ayub.  

Pengamat Ekonomi Riau, Drs Syamsir MM juga menegaskan untuk bibir pantai di Sepanjangan Desa Teluk Pambang dan Sungai Kembung merupakan objek baru untuk pengembangan pariwisata bahari di Kabupaten Bengkalis. ‘’Apalagi untuk hutan bakau di Sungai Kembung cukup banyak. Sedangkan untuk di Kuala Kembung, Pantai Tualang dan Tanjung Sedekip cukup jauh menjorok ke Selat Malaka dan pantainya keras menjadi modal untuk pengembangan wisata,’’ tegas Syamsir.  Akan tetapi hal ini tetap akan menjadi harapan bagi masyarakat saja, jika tak ada motivasi dari pemerintah untuk pengembangannya. "Saya yakin jika didatangkan investor untuk survei mereka bisa tertarik untuk melakukan pengembangan. Karena hasil laut dan sungai itu cukup melimpah, tinggal bagaimana untuk mengembangkannya," kata Dosen Unri ini lagi.

Di sepanjang Sungai Kembung itu nantinya bisa saja dibuat tambak ikan, tempat pembibitan sea food, baik itu lokan, sepetang, siput dan kepiting. Hutan bakau lebat, kita yakin jika dikembangkan usaha seperti pasti bisa. 

Tapi kalau masyarakat sendiri mengembangkan tentu lambat, tapi kalau ada peran pemerintah saya yakin bisa berkembang" tegasnya.  Sebenarnya potensi alam yang ada di Pulau Bengkalis, khususnya di Teluk Pambang sudah terkenal sejak dulu. Karena di Desa ini merupakan salah satu tempat penghasil ikan cukup besar di Pulau Bengkalis. Bahkan hasil tangkapannya banyak diekspor ke luar negeri. Jadi untuk desa terletak paling timur di Pulau Bengkalis tersebut mempunyai potensi alam cukup besar. "Apalagi jarak menuju negara jiran Malaysia hanya hitungan jam saja. 

Dan hasil alamnya mudah diekspor. Jadi jika dikembangkan wisata tambak ikan, budidaya makanan laut dan wisata mangrove saya yakin Sungai Kembung menjadi ikon wisata baru di Riau," tegasnya.  Pemkab Siap Kembangkan Wisata Hutan Mangrove Potensi alam mangrove yang cukup besar di Kabupaten Bengkalis, terutama terletak di Pulau Bengkalis dan Rupat bukan tak mungkin di kabupaten tertua di Riau ini bisa mengembangkan wisata baru dan menjadi tujuan banyak orang.

Sehingga bisa meningkatkan PAD bagi daerah dan pendapatan masyarakat.  Perkembangan hutan mangrove ini sudah diupayakan pemerintah sejak lama, terutama memberikan masukkan kepada masyarakat agar membudidayakan tanaman bakau. Terutama mengisi lahan tidur yang berada di garis pantai dan pinggir sungai dengan menanam anakan bakau. Dan program ini bisa dikatakan berhasil, karena hampir seluruh masyarakat telah menanamkan anakan bakau dan sekarang sudah besar. Saat sekarang juga masyarakat sudah sadar pentingnya pohon bakau dan sudah memelihara anakan bakau sehingga sepanjang sungai yang ada sudah hijau kembali dengan bakau.  

Menyikapi potensi besar beberapa sungai yang ada di Kabupaten Bengkalis untuk dijadikan wisata tambak dan mangrove, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bengkalis, Hermizon menegaskan bahwa untuk pengembangan wisata tersebut harus mempunyai perencanaan matang terutama bekerja sama antar instansi. "Wisata itu bagus, hanya saja untuk pengembangan itu kita tetap kerja sama dengan instansi lainnya yaitu Dinas Perkebunan," jelasnya.  Diakuinya untuk pengembangan wisata Pemkab Bengkalis sangat komit, namun jika pengembangan wisata berkenaan dengan alam tentu keterlibatan semua pihak harus dilakukan. "Mulai dari masyarakat atau daerah bakal dikembangkan wisatanya, Dinas Pekebunan dan juga kehutanan."kata Hermizon.  

Sebagai Dinas Pariwisata tentu untuk pengembangan wisata alam terutama mangrove tentu tak memiliki lahan. Tapi untuk meningkatkan perhatian terhadap penghasilan masyarakat bukan tak mungkin pengembangan wisata, terutama wisata tambak dan hutan mangrove dilakukan segera. "Ini bakal kita bicarakan dan bakal kita agendakan sehingga melihat lokasi atau daerah mana saja tepat untuk didirikan tempat wisata. Jadi untuk pengembangan wisata perlu kajian dari berbagai aspeklah,"ucapnya.  

Lanjut dia, pengelolaan wisata bahari dengan obyek hutan mangrove belum banyak dilakukan daerah lain. Mengingat tidak semua daerah memiliki hutan mangrove dan ini menupakan keuntungan bagi Kabupaten Bengkalis untuk mengembangkan potensi yang ada menjadi lebih bermanfaat.  Dijelaskan Hermizon, obyek wisata yang memiliki keindahan alam menantang saat ini masih menjadi trend. Bahkan sekadar sawah, jika penataan dan konsepnya bagus ternyata juga mampu menarik wisatawan. Apalagi hutan mangrove yang lebih eksotik, pasti akan lebih laku dijual.  "Terlepas dari alasan di atas saya sangat setuju dengan gagasan tersebut, sebab jika ada penetapan kawasan wisata hutan bakau di pesisir Bengkalis, diharapkan ada perhatian serius dalam program rehabilitasi dan konservasi hutan mangrove, terutama oleh pemerintah. 

Mengingat hutan yang ada di sepanjang pantai saat sekarang sudah pulih kembali," jelasnya.  Ini harapan baru bagi Pemkab Bengkalis bagaimana untuk berupaya mengembangkan wisata hutan mangrove dan wisata bahari yang ada. Karena keindahan pulau tak terlepas dari kelestarian alamnya terutama rerimbunan pohon mangrove dan seisinya.***
sumber Riau Pos.
Tags:

Written by

We are Creative Blogger Theme Wavers which provides user friendly, effective and easy to use themes. Each support has free and providing HD support screen casting.

0 komentar:

Posting Komentar

 

Popular Content

1 2 3 4









Recent Posts

Why to Choose RedHood?

Copyright © Edo Tour | Designed by Templateism.com